Peningkatan Kemampuan Menjalani Masa Pubertas Melalui Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja Putri Kelas Viii Di Smp N 2 Gamping Sleman
Abstract
Remaja merupakan masa transisi yang rentan mengalami masalah terkait kesehatan reproduksi. Angka pernikahan dini di Indonesia pertama kali pada umur kurang dari 15 tahun sebesar 2,6 %, angka kehamilan umur kurang 15 tahun sebesar 0,02 % dan kehamilan pada umur remaja (15 – 19 tahun) sebesar 1,97 %. Sebanyak 1,3% remaja perempuan mengaku pernah melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Masalah kesehatan reproduksi remaja di DIY semakin marak. Hubungan seks pranikah, dan kehamilan yang tidak diinginkan yang dulunya terjadi pada anak SMA, kini sudah merambah ke anak SMP. Permasalahan yang terjadi pada remaja tersebut antara lain disebabkan karena minimnya informasi yang didapatkan oleh remaja mengenai kesehatan reproduksi yang benar. Salah satu cara untuk memberikan pendidikan kesehatan adalah melalui pemberian penyuluhan kepada remaja mengenai kesehatan reproduksi remaja. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap kemampuan menjalani masa pubertas pada remaja putri SMP di wilayah Kecamatan Gamping Sleman. Metode penelitian ini menggunakan rancangan quasi-experiment pre test – post test without control design. Penelitian dilakukan di SMP N 2 Gamping Sleman dengan melibatkan 60 orang siswa putri kelas VIII. Hasil analisis uji wilcoxon menunjukkan peningkatan skor kemampuan menjalani masa pubertas sesudah pemberian penyuluhan pada remaja putri di Kelas VIII SMP N 2 Gamping Sleman pada 45 siswa , dengan nilai p= 0,000. Pemberian penyuluhan kesehatan reproduksi meningkatkan kemampuan menjalani masa pubertas pada remaja putri SMP.
There is no Figure or data content available for this article