Hubungan Kelembapan dan Pencahayaan dengan Kejadian Kusta
Article History
Submited : January 23, 2020
Published : September 18, 2020
Penyakit kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang dapat menyerang syaraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya. Penyakit kusta menimbulkan dampak yang sangat kompleks, selain dari segi medis juga meluas pada masalah sosial, ekonomi dan budaya. Dampak penyakit tersebut dapat menyebabkan keresahan baik penderita maupun keluarga. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan kelembapan dan pencahayaan dengan kejadian kusta. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Kabupaten Sampang Tahun 2018 dengan jumlah sampel 60 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji fisher exact didapatkan ada hubungan antara kelembapan (p=0,000) dan pencahayaan (p=0,006) dengan kejadian kusta.
[2] Soumilena H, Soeliongan S, Buntuan V. Gambaran Pemeriksaan Mikroskopik Basil Tahan Asam pada Pasien Diagnosa Klinik Lepra di Poli Penyakit Kulit dan Kelamin di BLU RSUP Prof. Dr. D. Kandou Manado. J E-Biomedik EBM 2014;2.
[3] Cendaki QA. Temuan Keberadaan DNA Mycobacterium Leprae di Udara Sebagai Indikasi Penularan Kusta Melalui Saluran Pernapasan. J Kesehat Lingkung 2018;10:181–90.
[4] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2019.
[5] Aisyah I, Agusni I. Penelitian Retrospektif: Gambaran Pasien Baru Kusta. J Berk Ilmu Kesehat Kulit Dan Kelamin Period Dermatol Venereol 2018;30:40–7.
[6] Santoso G. Agar Rumah Tidak Gelap dan Tidak Pengap. Jakarta: Niaga Swadaya; 2001.
[7] Pratiwi P. Biologi. Jakarta: Erlangga; 2004.
[8] Kusumaningrum HA. Perbedaan Kondisi Sanitasi Dasar Fisik Rumah dan Perilaku pada Penderita dan Bukan Penderita Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Sumberaji Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan. Skripsi. Universitas Airlangga, 2012.
[9] Amiruddin M. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates; 2000.
[10] Fatimah S. Faktor Kesehatan Lingkungan Rumah yang Berhubungan dengan Kejadian TB Paru di Kabupaten Cilacap (Kecamatan : Sidareja, Cipari, Kedungreja, Patimuan, Gandrungmangu, Bantarsari). Thesis. Universitas Diponegoro, 2008.
[11] Manyullei S, Utama DA, Birawida AB. Gambaran Faktor yang Berhubungan dengan Penderita Kusta di Kecamatan Tamalate Kota Makassar. J Arch Community Health 2012;1.
[12] Nurhidayah I. Hubungan antara Karakteristik Lingkungan Rumah dengan Kejadian Tuberkulosis (TB) pada Anak di Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. Skripsi. Universitas Padjajaran, 2007.
[13] Samad A. Gambaran Faktor yang Berhubungan dengan Penyakit Kusta di Pulau Barrang Lompo dan Pulau Lumu-Lumu Kota Makassar. Skripsi. FKM Universitas Hasanuddin, 2012.
[14] Rismawati D. Hubungan antara Sanitasi Rumah dan Personal Hygiene dengan Kejadian Kusta Multibasiler. Unnes J Public Health 2013;2.
[15] Awaludin A. Beberapa Faktor Risiko Kontak dengan Penderita Kusta dan Lingkungan yang Berpengaruh terhadap Kejadian Kusta di Kabupaten Brebes. Thesis. Universitas Diponegoro, 2004.
[16] Raharjati EG. Hubungan Karakteristik Rumah dengan Kejadian Kusta pada Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. Skripsi. Universitas Diponegoro, 2009.
Copyright (c) 2020 Jurnal Teknologi Kesehatan (Journal of Health Technology)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.