Analisis spasial penyakit DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Kotagede Kota Yogyakarta

Authors

  • Mishbaahul Muniir Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta, Indonesia
  • Rizki Amalia Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta, Indonesia
  • Achmad Husein Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.29238/sanitasi.v16i1.1402

Keywords:

DHF disease; , Larva Free Index;, Rainfall Rate;, Population Density;

Abstract

The incidence of DHF cases at the Kotagede Kemantren has always been the ten biggest disease in the last three years. The geographic information system is able to help analyze the condition of the area against DHF and find out the pattern of distribution of DHF cases. This can be used as a reference for determining further actions to be taken in handling DHF cases. This study aims to determine the development of the distribution of DHF cases every quarter in the Kotagede Kemantren area based on population density, larva-free numbers, and rainfall levels with a 2021 GIS-based map. The research method used in this study was a retrospective observational study with a spatial approach regarding the incidence of DHF in 2021 at the Kotagede Kemantren with overlay modeling on a geographic information system. The results showed that the hotspot analysis of the variables ABJ, population density, and rainfall had non-significant clusters, which means that all independent variables have the same risk of distribution with respect to the high or low incidence rate, which is the dependent variable. The conclusion of this study shows that the incidence of DHF in the Kotagede Kemantren has fluctuated in every quarter. Rainfall rate and larva-free rate are related to the Incidence Rate of DHF at the Kotagede Kemantren, while population density has a weak relationship to the incidence of DHF.

 

Abstrak: Kejadian kasus DBD di Kemantren Kotagede selalu menjadi sepuluh penyakit terbesar pada jangka waktu tiga tahun terakhir. Penggunaan sistem informasi geografis mampu membantu menganalisis kondisi wilayah terhadap penyakit DBD dan mengetahui pola sebaran kasus DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan sebaran kasus DBD setiap caturwulan di daerah Kemantren Kotagede berdasarkan kepadatan penduduk, angka bebas jentik, dan tingkat curah hujan dengan peta berbasis SIG tahun 2021. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional retrospektif dengan pendekatan spasial mengenai kejadian DBD pada tahun 2021 di Kemantren Kotagede dengan permodelan overlay pada sistem informasi geografis. Hasil penelitian menunjukkan hotspot analysis dari variabel ABJ, kepadatan penduduk, dan curah hujan memiliki klaster non-signifikan, yang artinya seluruh variabel bebas memiliki risiko persebaran yang sama terhadap tinggi rendahnya incidence rate yang menjadi variabel terikat. Kesimpulan dari penelitian ini menujukkan bahwa kejadian penyakit DBD di Kemantren Kotagede mengalami peningkatan yang fluktuatif pada setiap caturwulannya. Tingkat curah hujan dan angka bebas jentik berhubungan dengan Incidence Rate penyakit DBD pada Kemantren Kotagede, sedangkan kepadatan penduduk memiliki hubungan yang lemah terhadap kejadian penyakit DBD.

References

Adil, A. (2017). Analisa spasial pemetaan lokasi wisata agro (studi kasus di Lombok Barat). Jurnal Matrik, 16(1), 1. https://doi.org/10.30812/matrik.v16i1.17

Arisanti, M., & Suryaningtyas, N. H. (2021). Kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia tahun 2010-2019. SPIRAKEL, 13(1), 34–41. https://doi.org/10.22435/spirakel.v13i1.5439

Badan Pusat Statistik. (2014). Statistik Daerah Kota Yogyakarta tahun 2014. BPS Kota Yogyakarta/BPS-Statistics of Yogyakarta Municipality.

Bone, T., Kaunang, W. P. J., & Langi, F. L. F. G. (2021). Hubungan antara curah hujan, suhu udara dan kelembaban dengan kejadian demam berdarah dengue di Kota Manado tahun 2015-2020. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi, 10(5), 36–45. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kesmas/article/view/35109

Chandra, E., Hamid, E., & Jalius, J. (2019). Pengaruh faktor iklim, kepadatan penduduk dan angka bebas jentik (ABJ) terhadap kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Kota Jambi. Jurnal Pembangunan Berkelanjutan, 1(1), 1–15. https://doi.org/10.22437/jpb.v2i1.6434

Ciptono, F. A., Martini, M., Yuliawati, S., & Saraswati, L. D. (2021). Gambaran demam berdarah dengue Kota Semarang. Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 11(1), 1–5. https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jim/article/view/35071

Dania, I. A. (2016). Gambaran penyakit dan vektor demam berdarah dengue (DBD). Majalah Ilmiah Warta Dharmawangsa, 0(48), 1829–7463. https://doi.org/10.46576/wdw.v0i48.179

Daswito, R., Lazuardi, L., & Nirwati, H. (2019). Analisis hubungan variabel cuaca dengan kejadian DBD di Kota Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Terpadu (Integrated Health Journal), 10(1), 1–7. https://doi.org/10.32695/jkt.v10i1.24

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. (2020). Profil Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta tahun 2020. Pemerintah Kota Yogyakarta. https://kesehatan.jogjakota.go.id/uploads/dokumen/profil_dinkes_2020_data_2019.pdf

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. (2021). Profil Kesehatan Kota Yogyakarta tahun 2021. Pemerintah Kota Yogyakarta. https://kesehatan.jogjakota.go.id/uploads/dokumen/profil_dinkes_2021_data_2020.pdf

Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY. (2022). Jumlah penduduk. Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Dan Pengendalian Penduduk Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. https://dalduk.jogjaprov.go.id/program/pengendalian-kuantitas-penduduk/jumlah-penduduk.html

Fat’Ha, N., & Sutanto, H. T. (2020). Identifikasi autokorelasi spasial pada pengangguran di Jawa Timur menggunakan indeks moran. MATHunesa: Jurnal Ilmiah Matematika, 8(2), 89–92. https://doi.org/10.26740/mathunesa.v8n2.p89-92

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Data DBD Indonesia. https://p2pm.kemkes.go.id/storage/publikasi/media/file_1619447946.pdf

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 02 tahun 2012 tentang pedoman umum pengkajian risiko, Pub. L. No. 02 (2012).

Kurniawati, N. T., & Yudhastuti, R. (2016). Hubungan iklim dan angka bebas jentik dengan kejadian demam berdarah dengue di Puskesmas Putat Jaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada, 5(2), 157–166. https://doi.org/10.33475/jikmh.v5i2.175

Maharani, A. R., Wahyuningsih, N. E., & Murwani, R. (2017). Hubungan kepadatan hunian dengan kejadian demam berdarah dengue di Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 5(5), 434–440. https://doi.org/10.14710/jkm.v5i5.19165

Mahfudhoh, B. (2013). Komponen sistem surveilans demam berdarah dengue (DBD) di Dinas Kesehatan Kota Kediri. Jurnal Berkala Epidemiologi, 3(1), 95–108. https://doi.org/10.20473/jbe.V3I12015.95-108

Pakarti, P. B. (2019). Pemetaan pesebaran penyakit demam bedarah dengue (DBD) di wilayah kerja Puskesmas Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang dengan metode average nearest neighbor (ANN) [Universitas Negeri Semarang]. http://lib.unnes.ac.id/33906/

Prasetyowati, I. (2015). Kepadatan penduduk dan insidens rate demam berdarah dengue (DBD) Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. The Indonesian Journal of Health Science, 5(2), 1–12.

Zubaidah, T., Ratodi, M., & Marlinae, L. (2016). Pemanfaatan informasi iklim sebagai sinyal peringatan dini kasus DBD di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Vektora?: Jurnal Vektor Dan Reservoir Penyakit, 8(2). https://doi.org/10.22435/vk.v8i2.4167.99-106

Downloads

Published

2023-04-03

How to Cite

Muniir, M. ., Amalia, R., & Husein, A. (2023). Analisis spasial penyakit DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Kotagede Kota Yogyakarta. Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan, 16(1), 42–54. https://doi.org/10.29238/sanitasi.v16i1.1402

Citation Check

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 > >>